Selasa, 20 Oktober 2009

Memahami CintaNya Lewat Cemburu

Disebutkan di dalam hadits, "Saad bin Ubadah radhiallahu 'anhu berkata, Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia dengan pedang," ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apakah kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku."


Bukan hanya kita, manusia biasa yang bisa cemburu. Bahkan Rasulullah dan shahib-shahib beliau pun dapat cemburu. Ingatlah saat 'Aisyah, istri nabi yang paling muda, jelita, santun, dan manja, membanting piring berisi hidangan di hadapan tamu-tamu Nabi hanya karena hidangan tersebut adalah masakan dari istri nabi yang lain. Tapi Rasul hanya tersenyum dan berkata pada tamu-tamunya, "Tenanglah, ibu kalian sedang dilanda rasa cemburu." Tidak hanya kita wahai shahabatku, yang dapat cemburu pada orang yang kita cintai. Tapi, sepatutnya seseorang yang sedang dilanda cemburu agar menahan dirinya, sehingga perasaan cemburu tersebut tidak mendorongnya melakukan pelanggaran syari'at, berbuat zhalim, ataupun mengambil sesuatu yang bukan haknya. Maka janganlah mengikuti perasaan secara membabi buta.

Wahai sahabatku. Tahukan engkau betapa pencemburunya Allah? Betapa cemburunya Ia saat kau lebih memilih pekerjaanmu daripada panggilan agungNya? Saat kau lebih mementingkan syahwatmu daripada laranganNya? Tapi, sadarkah engkau wahai sahabatku, bahwa dibalik rasa cemburuNya, Dia masih memberikanmu kesempatan untuk menghirup udaraNya, Dia masih memberimu kesempatan untuk menjejak bumiNya. Dia masih memberimu kesempatan untuk melalui waktuNya?
Wahai sahabatku, bayangkan jika engkau seorang orang tua, kemudian engkau melihat anakmu lebih memilih orang lain untuk menjadi orang tuanya dan meninggalkanmu? Itulah yang Dia rasakan, bahkan lebih besar lagi cemburu yang ia rasakan. Pekakanlah hatimu dan sadarilah akan cintaNya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar